TOP 1 Oli sintetik mobil-motor Indonesia |

Napak Tilas Jawa di Tembi - KOMPAS.com” plus 0 info menarik lainnya

Sabtu, 05 Mei 2012

Napak Tilas Jawa di Tembi - KOMPAS.com” plus 0 info menarik lainnya


Napak Tilas Jawa di Tembi - KOMPAS.com

Posted: 05 May 2012 12:43 AM PDT

KOMPAS.com - Yogyakarta memang surga bagi pemburu barang kerajinan, baik yang murah meriah, sampai yang sangat mahal karena kesempurnaan detailnya. Tapi, tahu kah Anda dari mana asal semua barang itu?

Libur akhir pekan kali ini sempatkan diri Anda untuk berkunjung ke Desa Tembi, sebagai salah satu produsen souvenir di Yogyakarta. Terletak di Kabupaten Bantul, selain menawarkan hasil kerajinan yang unik, Anda pun bisa berwisata budaya di Desa Wisata Tembi. Sejenak menjauh dari hiruk pikuk, kita bisa menyatu dengan alam, dan keramahtamahan yang kental khas pedesaan. Masakan kuno khas Jawa pun sudah menanti Anda di Tembi.

Jangan lupa untuk bergeser ke desa tetangga di Gunung Kidul untuk melihat keindahan stalagtit dan stalagmit di Goa Pindul.

JUMAT. Anda ingin mencari produk kerajinan yang berbahan dasar ramah lingkungan? Desa Tembi lah tempatnya. Para penduduk setempat mengolah daun pandan menjadi kerajinan yang cantik seperti kotak tissue, tempat pensil, keranjang cucian, figura, tempat aksesoris, tas, dan masih banyak lagi. Salah satu artshop yang bisa anda pilih adalah Sentono Handycraft.

Jangan hanya mampir untuk memborong, di Sentono handycraft, Anda pun bisa ikut membuat langsung kerajinan yang hendak Anda pulang. Tak perlu khawatir salah, karena Anda akan ditemani perajin yang sangat berpengalaman. Selain meyediakan hasil kerajinan yang ramah lingkungan, terdapat juga kain-kain batik yang rugi jika tidak diborong.

Souvenir sudah, sekarang mari cicipi masakan khas jawa. Restoran yang patut Anda kunjungi adalah Pulo Segaran, yang terdapat di kompleks Tembi Rumah Budaya. Restoran ini menyediakan makanan yang resepnya mengikuti resep dalam Serat Chentini. Sebuah naskah kuno Jawa yang berisi rangkuman resep kuliner dari pelosok tanah Jawa. Oseng emprit, bajing goreng dan opor angsa akan menemani santap siang Anda.

Malam harinya anda bisa bergabbung bersama dengan masyarakat setempat untuk berlatih kesenian khas Tembi yaitu Bangbung. Kesenian dari bambu  ini, menjadi tradisi warga desa yang masih terus dipelihara sejak tahun 1956. Warga setempat, biasanya berlatih pada malam-malam sebelum pertunjukan atau latihan rutin untuk suatu perayaan desa.

SABTU. Bermandikan sinar matahari, dan hijaunya peepohonan, akan menyambut pagi Anda di desa wisata Tembi. Bagi Anda yang memutuskan  menetap di desa Tembi, jangan khawatir, tersedia banyak penginapan di Tembi, mulai dari homestay hingga lounge khas Jawa yang dikelilingi dengan persawahan. Salah satunya adalah Bale Inap Tembi Rumah Budaya.

Cukup dengan kocek Rp 425.000 hingga Rp 698.000 Anda bisa merasakan sensasi menginap di rumah jawa limasan dengan atmosfir penginapan kental dengan kekayaan budaya jawa.

Bale Inap Tembi Rumah Budaya ini adalah bagian dari Tembi Rumah budaya yang merupakan rumah dokumentasi dan informasi sejarah juga budaya jawa serta wadah bagi kreativitas penduduk tembi dan sekitarnya.

Semua serba-serbi masyarakat Jawa bisa Anda temukan di sini, peralatan dapur, persenjataan masyarakat jawa, alat musik tradisional khas Jawa sampai kamar tidur khas Jawa. Oya, untuk menikmati koleksi museum Madyosuro ini Anda tidak dipungut biaya sepeser pun, namun tangan jangan jahil yaaa.

Tepat di depan museum madyosuro Anda bisa menemukan jajaran topeng-topeng cantik ala pewayangan Panji Asmorobangun. Proses pembuatan yang rumit dan hasil akhir yang begitu menawan, rasanya wajar saja jika satu buah topeng dihargai hingga jutaan rupiah.

Jika beruntung, di kala sore Anda bisa menyaksikan sekumpulan anak-anak kecil nan lucu yang dengan luwes berlatih tari. Sore Anda pun akan semakin sempuran ditemani dengan alunan musik campur sari jawa yang dibawakan masyarakat setempat.

MINGGU. Hari terakhir Anda di Yogya, jangan buru-buru mengemasi barang Anda. Hanya dengan menempuh waktu 2 jam, arahkan kendaraan Anda ke daerah Gunung Kidul. Daerah Gunung Kidul dikenal sebagai daerah yang gersang dan sulit air lantaran kontur geografisnya  berupa perbukitan kapur. Namun belakangan, bukit-bukit kapur itu menjadi salah satu tujuan destinasi wisatawan penyuka wisata alam.

Di antara bukit-bukit kapur tersebut terdapat gua-gua dengan sungai di dalamnya. Fenomena alam ini sangat  menarik untuk disusuri, salah satunya adalah Goa Pindul. Untuk dapat masuk dan menikmati keindahan stalagmit dan stalagtit di Goa Pindul, kita harus menggunakan ban pelampung sebagai kendaraan pribadi kita.

Cara ini dikenal dengan nama cave tubing, atau kombinasi antara rafting dengan caving menggunakan ban pelampung. Alas kaki yang tahan air juga dibutuhkan saat tubing. Walaupun bertubing aman, tetap utamakan keselamatan, jangan lupa mengenakan jaket pelampung Anda.

Untuk mencapai mulut goa Anda harus berjalan kaki 15 menit lamanya. Goa yang diresmikan sebagai tempat wisata pada tanggal 4 oktober 2010 ini memiliki sungai di dalamnya dengan kedalaman 5 hingga 8 meter, dan panjang goa sekitar 350 meter. Dan goa pindul ini terbagi menjadi 3 zona, zona terang, zona remang, dan zona gelap abadi.

Di dalam goa terdapat stalagmit yang dipercaya masyarakat sekitar, mampu memberikan keperkasaan bagi pria yang bisa memegangnya. Oyaa bagi wanita, ada juga loh stalagtit air mutiara, yang konon katanya air dari stalagtit ini bisa memberikan kesuburuan, kecantikan dan enteng jodoh. Boleh percaya boleh tidak.

Nah masih ada satu lagi keajaiban alam di Goa Pindul. Coba pukul dan dengar suara yang dihasilkan stalagtit tersebut. Dikenal dengan nama batu gong karena mampu mengeluarkan suara layaknya gong.

Setibanya di ujung goa, batu dengan tinggi 3 meter telah menunggu Anda yang ingin meloncat dan berenang di sungai Goa Pindul. Berkunjung ke Yogya rasanya belum afdol jika Anda tidak memenuhi tas Anda dengan bakpia pathuk sebagai buah tangan. Bakpia beraneka rasa dan beragam oleh-oleh khas Yogya lainnya siap Anda borong hanya di Bakpia Djava. (Fitri Oktarini/Citrakalam Misiani/Desima Aritonang)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks.

Diposting oleh Rakhma di 15.14  

0 komentar:

Posting Komentar