TOP 1 Oli sintetik mobil-motor Indonesia |

Kemandirian lewat Resep Masakan - Media Indonesia” plus 2 info menarik lainnya

Rabu, 02 Mei 2012

Kemandirian lewat Resep Masakan - Media Indonesia” plus 2 info menarik lainnya


Kemandirian lewat Resep Masakan - Media Indonesia

Posted: 02 May 2012 10:15 AM PDT

BAGI Fatmah Bahalwan, kesuksesan tidak bisa diciptakan seorang diri. Ia membuktikannya dengan membuka seluruh resep masakan yang dipunyainya di dunia maya.

Sembari menyeduh teh poci, Fatmah menceritakan kisahnya yang mendasarinya berbagi resep dengan banyak orang. Suatu hari, perempuan kelahiran Wonosobo, 15 Januari 1964 itu pernah meminta resep masakan kepada seseorang. Namun, orang tersebut menolak dengan alasan kerahasiaan. Penolakan tersebut membuatnya sakit hati. Sejak itu, ia bertekad membuktikan dirinya mampu sukses dengan membagi resep yang dipunyainya kepada orang lain.

"Rasanya waktu minta resep itu sakit hati sekali. Saya enggak pengen teman saya merasakan hal seperti yang saya rasakan. Bagi saya, resep itu enggak untuk dirahasiakan. Makanya, setiap kali teman saya tanya apa resep saya, saya jawab," ujar Fatmah kepada Media Indonesia ketika ditemui di kediamannya di Jakarta, Senin (30/4) sore.

Keterbukaannya tersebut menghantarkannya ke permintaan membuat kursus. Padahal, ia sama sekali tak punya latar belakang pendidikan formal memasak. Ia pertama kali melakukannya pada 2002 saat masih bekerja sebagai sekretaris eksekutif di sebuah bank syariah swasta. Kursus tersebut diadakan di rumahnya dengan peserta sebanyak 10 orang untuk setiap sesi. Ia hanya melakukannya di setiap akhir pekan.

Sekitar akhir 2004, ia memberanikan diri untuk berhenti bekerja dan fokus menjalankan bisnis kuliner rumahan. Keyakinannya didasarkan pada jumlah pendapatan yang semakin stabil dan lebih tinggi daripada gaji yang diperoleh dari kantor. Kebetulan, atasannya saat itu mendukung langkahnya. Ia bahkan ditawari pinjaman untuk membeli rumah yang dipergunakannya sebagai tempat kursus, bisnis, dan tempat tinggal.

Keputusannya tak salah. Usaha kursus masak yang dijalaninya terus mengalami perkembangan. Tuntutan dari para muridnya terus-menerus berdatangan. Umumnya berupa pertanyaan seputar kendala memasak resep yang sudah diajarkannya.

Komunikasi lewat telepon dan pesan pendek dirasanya sudah tidak lagi efektif. Saat itulah, ide untuk membuat milis tercetus. Suami Fatmah membantunya membuat akun dan Fatmah menjadi moderator milisnya. Forum itu resmi berdiri sejak Januari 2005.

Berawal dari hanya 10 anggota milis yang kebanyakan peserta kursus Fatmah, milis yang dinamai Natural Cooking Club (NCC) itu akhirnya menarik perhatian lebih banyak anggota. Jumlahnya kini sudah mencapai 13 ribu anggota yang tersebar di seluruh dunia. Kata kunci kesuksesan milis tersebut terletak pada semangat berbagi. Fatmah tak segan mengungkap resep ciptaannya dalam forum milis sehingga semua orang mudah menduplikasinya. Dengan begitu, ia merasa lebih ringan karena bisa memenuhi pesanan yang datang, tapi tak sanggup dikerjakannya sendiri.

"Saya penganut kepercayaan bahwa rezeki Tuhan itu sudah terbagi. Saya merasa semakin banyak saya bercerita, semakin banyak saya buka rahasia bisnis saya, malah rezeki itu semakin tidak putus-putus," ujar ibu tiga anak itu dengan nada tenang.

Wirausahawan baru

Dalam milis NCC tersebut, para anggota tidak hanya berbagi resep masakan, tetapi juga diberi pengayaan pengetahuan. Salah satunya ialah cara mendapatkan bahan baku pembuatan masakan dengan harga grosir.

Fatmah memang sengaja mendorong para anggota milis untuk bisa memanfaatkan kemampuan memasak mereka demi peningkatan kesejahteraan keluarga. Semua itu bisa dilakukan mereka dengan peralatan dapur sederhana yang dimiliki umumnya rumah tangga.

"Saya bilang kalau masak hanya untuk dimakan sendiri, lama-lama jadi gendut. Jadi, sebaiknya masakan itu dijadikan sumber penghasilan saja," ucapnya sembari tertawa.

Motivasinya bisa membius para anggota. Di antara mereka, kini ada yang sudah membuka usaha di bidang kuliner. Keyakinannya soal keterbukaan atas resep berhasil dibuktikan dengan kemapanan usahanya. Di samping itu, ia bisa memproduksi wirausahawan baru berbekal dari resep di forum milis. Omzet usaha yang beredar di milis itu, menurut perhitungan kasar, bisa mencapai Rp10 miliar per tahunnya.

Setidaknya ada 300 anggota yang memutuskan berbisnis di bidang itu dengan spesifikasi yang beragam. Ada yang hanya memproduksi cupcake. Ada yang membuka jasa katering. Ada pula yang membuka toko bahan kue dan peralatan masak sebagai pendukung bisnis tersebut.

Yang menarik ialah para tukang ojek yang berbisnis kurir untuk mengantarkan pesanan para pelanggan, sekaligus memudahkan para pebisnis yang didominasi ibu rumah tangga itu.

"Ada salah satu anggota milis yang awalnya dia dan suami sama-sama bekerja. Namanya Lili. Kemudian, dia memutuskan berhenti dan membuka usaha. Namanya Tiu Cake. Akhirnya, suaminya ikut berhenti bekerja dan membantu usaha istrinya," celoteh Fatmah tentang salah satu muridnya yang berhasil berwirausaha.

Ciptakan tren

Komputer yang berada di ruang tengah rumahnya itu jarang sekali dimatikan. Fatmah memang sengaja membiarkannya agar bisa terus berkontak dengan para anggota milisnya. Biasanya, ia membuka forum konsultasi pada pukul 15.00 WIB hingga pukul 20.00.

Tak hanya itu, ia pun rajin menulis sambil berbagi informasi kepada mereka. Ia bahkan memulainya sejak pukul 04.00. Semua rutinitas itu membuatnya senang. Dari semua yang ia lakukan, ia pun berhasil menerbitkan empat buku resep. Ia sendiri mengaku tak tahu berapa jumlah resep yang sudah diciptakannya hingga saat ini.

"Yang paling saya suka itu american risoles. Resep itu saya ciptakan saat harus memenuhi pesanan coffee break yang datang sore hari sementara saya besoknya masih bekerja. Kalau mau buat rogut, repot. Akhirnya pilih yang simpel aja. Saya beli smoke beef, keju, dan telur sebagai isinya. Enggak lama, semua orang bikin resep itu. Malah ada yang bikin bisnis baru dengan resep yang dikembangkan itu. Artinya, kami bisa ciptakan tren," tukasnya dengan bangga. (M-5)

Biodata

Nama: Fatmah Bahalwan
Tempat, tanggal lahir: Wonosobo, 15 Januari 1964
Suami: R Wisnu Ali Martono
Anak: Alia Prawitasari, Irfan Pradipta, Alfi Pramana

Pendidikan
D-3 Jurusan Manajemen Informatika Akademi Sekretaris dan Manajemen Indonesia

Pelatihan
Business Incubator ICE ke-4 di Prasetya Mulya, Pelatihan dekorasi kue teknik Wilton di Malaysia

Riwayat pekerjaan
Staf Yayasan Al Irsyad
Corporate Secretary of PT Kiani Kertas
Executive Secretary of Bank Muamalat

Penghargaan
Indonesia Social Entrepreneurship Achievement 2010 dari majalah SWA
Tokoh Ibu Teladan versi Partai Keadilan Sejahtera

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks.

Masakan, Resep Romantis Darius-Donna - Inilah.com

Posted: 02 May 2012 12:56 AM PDT

INILAH.COM, Jakarta - Darius Sinathrya mampu membina rumahtangga romantis selama lima tahun bersama Donna Agnesia. Darius mengaku, masakan jadi salah satu resep romantis rumahtangga mereka.

Darius dan Donna menikah pada 26 Desember 2006 dan keduanya telah dikarunia tiga anak. Meski baru lima tahun menikah, namun Darius dan Donna tetap menjaga api asmara.

"Kami sering kasih hadiah, kejutan dan terkadang aku juga masak buat Donna, Donna juga masak buat aku. Jadi hal-hal kecil yang mungkin buat orang lain nggak berarti, justru itu yang membangun kehidupan kami setiap hari," terang Darius, saat ditemui di Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Selasa (1/5).

Untuk memberikan berbagai kejutan kecil, Darius mengaku tak harus menunggu momen spesial. Baginya, sejumlah kejutan yang menyenangkan untuk pasangan, bisa dilakukan kapan saja.

"Kalau aku biasanya lebih spontan. Paling Donna yang biasanya lebih direncanakan. Donna suka semua masakan aku, karena masaknya dengan cinta," ujar Darius.

Selain masakan, Darius juga mengaku sering memberi bunga untuk Donna. Bagi bintang film Darah Garudaitu, Donna sangat menyukai mawar.

"Kalau keseringan basi juga, setiap bangun tidur aku bilang 'I Love You', sekedar memeluk, pamit kalau pergi, menunggu sampai mobilnya jalan. Kebiasaan-kebiasaan itu yang selalu kita bangun," ujar Darius. [mor]

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks.

Jelajahi Kenikmatan Kuliner Taiwan - KOMPAS.com

Posted: 02 May 2012 08:53 AM PDT

KOMPAS.com - Kenikmatan aneka hidangan China pasti sudah tak asing lagi di lidah masyarakat Indonesia. Rasa yang gurih khas Chinese food bisa membuat Anda tak henti mengunyah. Tetapi jangan berpuas diri dulu setelah menikmati lezatnya makanan China, karena ada kuliner Asia lainnya yang tak kalah lezat, salah satunya Taiwan.

"Kelezatan makanan khas Taiwan pada dasarnya mirip dengan Chinese food, namun bumbu dan rasanya sedikit berbeda," tukas Fransisca Tjong, direktur restoran Xi Men Ding kepada Kompas Female, di sela grand launching restoran di Senayan City, Rabu (2/5/2012). Nama Xi Men Ding sendiri diadaptasi dari area belanja dan kuliner populer di Taiwan yang kerap dijuluki "Harajuku of Taipei".

Xi Men Ding (baca: Si Men Ting) menghadirkan kelezatan aneka makanan otentik Taiwan. Sebenarnya makanan Taiwan ini lebih mirip dengan makanan Jepang. "Taiwan dulunya dijajah cukup lama oleh Jepang, sehingga ada pengaruh Jepang yang sangat terasa di dalam aneka makanannya," tambah Fransisca.

Aneka makanan Taiwan ala Xi Men Ding mengadaptasi jenis makanan dari Taipei yang memiliki citarasa manis dengan semburat rasa gurih. Untuk menyesuaikan dengan lidah Indonesia yang suka makanan pedas, restoran ini juga memberikan kondimen berupa sambal, atau pilihan jenis makanan yang lebih pedas.

Hidangan Taiwan juga dikenal mempertahankan karakternya yang simpel dan sehat. Ditambahkan Sisca, makanan Taiwan bisa dikategorikan makanan sehat karena dimasak dengan jangka waktu yang cukup cepat, menggunakan bahan-bahan alami, dan memiliki kandungan minyak yang sedikit dibanding dengan makanan China.

Restoran waralaba yang berpusat di Singapura ini memboyong suasana casual dining yang hangat untuk keluarga. Nuansa Taiwannya terasa melalui penggunaan elemen kayu ukir berwarna emas, lampu-lampu besar yang tergantung, dengan gambar-gambar kota Taiwan lengkap dengan bunga-bunga Mei Hwa, serta Menara 101 yang menjadi landmark Taiwan. Restoran yang berkapasitas sekitar 125 orang ini juga menambahkan elemen taman tradisional bergaya minimalist chic dalam unsur warna krem, ungu, dan coklat, sehingga memberi kesan hangat dan nyaman.

Resep asli Taiwan
Untuk menghadirkan aneka kelezatan citarasa Taiwan, restoran ini menggunakan resep asli serta bumbu-bumbu yang didatangkan langsung dari Taiwan. Untuk mengolah hidangannya, Xi Men Ding menggunakan tiga macam saus dasar ala Taiwan, yaitu soya sauce, sesame oil, dan rice wine. "Semua masakan Taiwan menggunakan tiga macam saus tersebut," tambahnya.

Aneka kelezatan makanan Taiwan yang bisa dinikmati di restoran ini antara lain Lion Head Signature Meatball, Taiwan Spicy Braised Beef Noodle, Deep Fried Prawn with Egg Yolk, San Bei Chicken, Deep Fried oyster, sampai aneka menu penutup seperti Deep Fried Taro Ball.

"Di dalam menu aslinya, ada beberapa makanan yang diolah dengan daging babi, namun di Indonesia sendiri kami tidak menggunakannya dan menggantinya dengan ayam atau sapi," tukas Sisca.

Misalnya saja, pada menu Lion Head Signature Meatball yang biasanya menggunakan daging babi cincang, di restoran ini digantikan dengan olahan daging ayam. Untuk menghasilkan tekstur bakso (meatball) yang empuk dan gurih, daging ayam cincang dicampur dengan udang, sotong cincang, wortel, dan bengkuang. Campuran adonan ini kemudian dibentuk bulat seperti bakso. Namun tak seperti bakso biasa, lion head ini memiliki ukuran yang cukup besar sehingga dalam satu porsi hanya berisi satu bakso saja. Agar lebih nikmat, lion head ini disiram dengan kuah kaldu yang kental dan aneka sayuran.

Jika ingin menu camilan yang cukup mengenyangkan, Deep Fried Oyster yang jadi menu best seller di Xi Men Ding juga bisa jadi pilihan. Menu ini sebenarnya hampir sama rasanya dengan renyahnya kepiting soka kremes. Hanya saja menu ini terbuat dari daging tiram yang digoreng kering dengan metode deep fried (menggoreng dalam minyak banyak dan panas, sehingga proses menggoreng jadi lebih cepat dan kandungan minyaknya sedikit dalam makanan) sehingga terasa renyah.

Menu yang ditawarkan di restoran ini berkisar antara Rp 30.000 sampai Rp 80.000 per porsinya. "Harapannya dengan adanya restoran makanan Taiwan pertama di Jakarta ini, membuat masyarakat Indonesia lebih mengenal citarasa kuliner Taiwan yang enak," ujar Sisca.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks.

Diposting oleh Rakhma di 15.15  

0 komentar:

Posting Komentar