TOP 1 Oli sintetik mobil-motor Indonesia |

Smartphone ubah kebiasaan makan - Waspada Online (Blog)” plus 0 info menarik lainnya

Rabu, 31 Agustus 2011

Smartphone ubah kebiasaan makan - Waspada Online (Blog)” plus 0 info menarik lainnya


Smartphone ubah kebiasaan makan - Waspada Online (Blog)

Posted: 31 Aug 2011 02:24 AM PDT

[unable to retrieve full-text content]


Waspada Online (Blog)

Smartphone ubah kebiasaan makan
Waspada Online (Blog)
Hanya saja metode sosialisasi mereka kini terhubung langsung ke media baru," tambahnya. Varno juga menemukan, bahwa orang jauh lebih mungkin meminta teman-temannya di Facebook atau Twitter tentang berbagai informasi, termasuk resep masakan dan ...

Diposting oleh Rakhma di 15.44 0 komentar  

Internet & Ponsel Bikin Kebiasaan Makan Berubah - Okezone (Siaran Pers) (Berlangganan)” plus 0 info menarik lainnya

Selasa, 30 Agustus 2011

Internet & Ponsel Bikin Kebiasaan Makan Berubah - Okezone (Siaran Pers) (Berlangganan)” plus 0 info menarik lainnya


Internet & Ponsel Bikin Kebiasaan Makan Berubah - Okezone (Siaran Pers) (Berlangganan)

Posted: 29 Aug 2011 09:33 PM PDT

Lifestyle » Fit and Beauty » Internet & Ponsel Bikin Kebiasaan Makan Berubah
Selasa, 30 Agustus 2011 - 11:05 wib

Dwi Indah Nurcahyani - Okezone

DI luar kemudahan yang ditawarkan teknologi media termasuk internet dan ponsel cerdas, aneka gadget tersebut ternyata memberi dampak pada kebiasaan makan seseorang. Benarkah?

 
Apakah Anda pengguna gadget? Jika ya, mungkin sebaiknya berhati-hatilah dalam masa penggunaannya. Pasalnya, penggunaan gadget yang berlebihan dapat berpengaruh pada kebiasaan makan.
 
Sebuah studi baru menjelaskan, bagaimana teknologi media tersebut termasuk internet dan ponsel dapat mengubah kebiasaan makan seseorang dan hubungan mereka dengan makanan, seperti diulas Times of India.
 
Temuan dari Rochester Institute of Technology menunjukkan, bahwa seseorang lebih cenderung makan sambil duduk di depan komputer ketimbang di meja makan sambil asyik menikmati media sosial sebagai jalan utama untuk bersosialisasi hingga berselancar mencari resep masakan.
 
"Saya berusaha untuk menyelidiki bagaimana ledakan media baru dapat mengubah pemikiran tradisional tentang makan seseorang dan bagaimana pengaruh gadget ini dapat mengubah interaksi manusia," kata Madeline Varno, seorang senior communications major di RIT dan penulis penelitian.
 
"Berbeda dengan orangtua atau kakek nenek, mahasiswa tidak melihat makanan sebagai kegiatan sentral dari dirinya sendiri, baik untuk kenikmatan ataupun komunikasi. Bahkan, tidak satupun dari responden yang saya wawancarai memiliki meja makan di dapurnya," jelasnya.
 
Varno melakukan survei ekstensif pada mahasiswa di RIT, yang menilai bagaimana makanan sejak disiapkan dan kemudian dimakan, bagaimana siswa berinteraksi dengan orang lain selama makan dan bagaimana mereka memeroleh informasi tentang gizi, pilihan makanan potensial dan resep. Hal ini juga menilai pentingnya makanan dalam kehidupan sosial siswa.
 
"Makan hanyalah salah satu dari beberapa kegiatan yang dilakukan sekaligus dengan aktivitas lain. Umumnya mereka melibatkan komputer dan ponsel, termasuk berselancar di dunia maya, berkomunikasi dengan teman-teman melalui Facebook sambil melakukan pekerjaan rumah," lanjutnya.
 
"Ini tidak berarti bahwa mereka menjadi kurang sosialisasi. Justru mereka sering berinteraksi dengan lebih banyak orang daripada mereka duduk di ruang makan. Hanya saja metode sosialisasi mereka kini terhubung langsung ke media baru," tambahnya.
 
Varno juga menemukan, bahwa orang jauh lebih mungkin meminta teman-temannya di Facebook atau Twitter tentang berbagai informasi, termasuk resep masakan dan berkonsultasi aneka hal.
 
"Sementara beberapa responden menyatakan keprihatinan atas minimnya informasi yang tersedia dalam dunia online seputar makanan. Mereka juga menunjukkan bahwa penggunaan Facebook dan Twitter dengan cepat memvalidasi data, sehingga membantu mereka lebih informatif saat membuat pilihan yang tepat," tutupnya Varno.
(tty)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Diposting oleh Rakhma di 15.21 0 komentar  

Tribun Seleb : Titi Kamal Belajar Masak dari Tetangga - Tribunnews” plus 0 info menarik lainnya

Minggu, 28 Agustus 2011

Tribun Seleb : Titi Kamal Belajar Masak dari Tetangga - Tribunnews” plus 0 info menarik lainnya


Tribun Seleb : Titi Kamal Belajar Masak dari Tetangga - Tribunnews

Posted: 12 Aug 2011 12:03 AM PDT

JAKARTA, TRIBUN - Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Demikian pula yang dilakukan bintang film Mendadak Dangdut, Titi Kamal. Ia belajar masak supaya bisa menyiapkan makanan untuk suami tercinta, Christian Sugiono.

Untuk bisa menyenangkan hati suaminya, Titi belajar memasak dari siapa saja, mulai dari ibu atau tetangganya yang seumuran. Ia banyak melontarkan pertanyaan kepada mereka terkait kuliner yang akan diuji coba. Ia juga tidak segan-segan membuka buku resep masakan dan browsing melalui internet.

"Ada tetangga yang seumuran, banyak tanya, lihat internet dan lihat buku resep dan asal-asalan coba," ujarnya, saat ditemui di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Christian juga sering memberikan masukan kepadanya. Sebab, suaminya itu pernah bekerja di restoran saat masih kuliah.

Karena suaminya tidak suka makanan laut, Titi pun direkomendasikan untuk menu masakan dengan menu daging, ayam, atau pasta. "Jadi, simpel, nggak repot. Atau aku bisa masak bareng dia. Kalau break time kita masak bareng dan dinner bareng," ucapnya.

Lantas, menu apa yang akan disiapkan saat Ramadhan dan menyambut hari raya Lebaran? "Kalau Lebaran dan Ramadan makanannya diserahkan ke mama, kue kering, kue delapan jam. Aku tinggal makan," tandasnya. (tribunnews)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Diposting oleh Rakhma di 15.34 0 komentar  

Resep Makanan Al-Baghdadi - Tempo Interaktif” plus 2 info menarik lainnya

Sabtu, 27 Agustus 2011

Resep Makanan Al-Baghdadi - Tempo Interaktif” plus 2 info menarik lainnya


Resep Makanan Al-Baghdadi - Tempo Interaktif

Posted: 21 Aug 2011 09:53 PM PDT

TEMPO Interaktif, Jakarta - Peradaban muslim dimulai pada tahun 610. Saat itu, di satu gua di Gunung Hira, beberapa mil dari Mekah, Muhammad ibn Abdullah mendengar suara Malaikat Jibril mewahyukan kepadanya ayat-ayat pertama Al-Quran. Lantas dia pun dikenal sebagai nabi.
Meskipun lelaki 40 tahun itu berasal dari keluarga sederhana, dia berhasil menegakkan dan menyebarkan agama terbesar di dunia, Islam. Tatkala wafat pada tahun 632, Nabi Muhammad sudah menguasai secara efektif seantero Jazirah Arab bagian selatan.

Seiring dengan bangsa Arab tergetar oleh energi keimanan Islam, mereka siap melebarkan sayap. Dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin alias empat sahabat Nabi, dilaksanakan penaklukan besar-besaran hingga pada 661. Kemudian dalam beberapa dekade selanjutnya, kaum muslim berhasil mendirikan suatu imperium terbesar yang pernah dikenal dalam sejarah umat manusia yang membentang di bekas-bekas kekuasaan Kerajaan Romawi dan Persia yang meliputi tiga benua, yaitu Eropa, Afrika, dan Asia.

Agama Islam jelas telah menjadi pendorong penting bagi pembentukan imperium muslim itu sekaligus tumbuhnya suatu kebudayaan yang lebih kaya di wilayah kekuasaannya, yang merupakan bekas-bekas peradaban Kerajaan Romawi dan Persia, salah satunya adalah budaya kuliner. Kapal niaga muslim melintasi Laut Mediterania, Laut Arabia, dan Samudera Hindia. Karavan muslim menempuh Jalur Sutra hingga ke Cina dan padang pasir Afrika. Perniagaan ini membawa pula segala macam bahan makanan, rempah-rempah yang dikuasai khusus peredarannya oleh imperium muslim, dan akhirnya memberikan budaya kuliner dunia Islam kompleksitas rasa yang mempesona.

Hal itu dapat ditelusuri dengan membuka lembar sejarah puncak kebesaran imperium muslim ketika di bawah kuasa Dinasti Abbasiyyah (750-1258) dengan ibu kota di Bagdad, sekarang Irak. Bagdad muncul sebagai Roma baru, yang merupakan pusat perdagangan dengan populasi hampir satu juta jiwa. Di Bagdad itulah buku resep makanan muslim yang paling awal ditemukan, yaitu dari masa 1226.

Claudia Roden dalam bukunya, A Book of Middle Eastern Food, menyebut resep itu dicatat oleh Al-Baghdadi, yang dinilai "sangat menyukai makan di atas segalanya". Dari resep-resep makanan Al-Baghdadi itulah dapat terbaca bagaimana geografi politik kekuasaan imperium muslim yang membentang dari Spanyol sampai Sindh di barat India termanifestasikan di meja makan.

Salah satu dari yang banyak dicatat Al-Baghdadi adalah yang disebut Roden, yakni "glorious tagine", sejenis semur daging dan buah yang direbus selama beberapa jam dengan api kecil sehingga dagingnya hancur, seperti mencair dengan lembut di dalam mulut. Hal ini sesuai dengan aturan makan masyarakat muslim yang melarang memakan darah. Sebagai contoh adalah masakan mishmishiya, yang terbuat dari daging domba dan aprikot yang dikeringkan. Rasa pedas mishmishiya didapat dari rempah-rempah, seperti jinten, ketumbar, kayu manis, jahe, dan lada hitam. Kunyit memberi aksen warnanya, sedangkan kacang tanah untuk mengentalkan. Santapan ini diberi aroma air yang disuling dengan kelopak bunga mawar atau bunga jeruk.

Lantas Al-Baghdadi menyinggung resep sejenis bakso berbentuk gulungan berisi kacang almond, dimasak dalam lemak domba berbuntut besar dan direbus dalam saus kacang almond, kacang pistasi, dan bumbu lainnya--jinten, ketumbar, kayu manis, dan lada hitam serta dihiasi dengan "permen kurma". Roti dengan campuran kanji yang dibuat dengan menghantamkannya ke sisi pemanggang disebut tannur (seperti tandoor dari India). Nasi yang berasal dari Asia dicampurkan dengan buah dan kacang yang dikeringkan untuk membuat pilaf dan couscous--semolina atau sejenis bubuk jagung yang dikukus--yang merupakan masakan nasional Maroko, Tunisia, dan Algeria dari Afrika Utara.

Dalam buku masakan Al-Baghdadi juga disebutkan nasi diolah dengan daun anggur dan terung yang dimasukkan dengan campuran sejenis daging yang amat mahal. Minyak zaitun adalah bahan masakan hidangan terkenal, digunakan dalam jumlah besar sebagai petunjuk kemewahan masakan. Sedangkan dari Afrika, Al-Baghdadi memaparkan couscous, semolina yang dikukus, yang merupakan masakan khas Maroko, Tunisia, dan Algeria di Afrika Utara.

Menurut Al-Baghdadi, susu--biasanya susu domba atau kambing--diolah menjadi yoghurt atau keju asin seperti feta atau kasseri. Al-Baghdadi menutup buku hidangan muslim itu dengan resep makanan penutup spektakuler, yaitu sejenis permen yang terbuat dari gula yang diambil dari tebu. Ilmu kuliner ini didapat bangsa Arab dari bangsa India pada abad ke-10. Ini adalah makanan penutup legendaris yang mengingatkan pada baklava, keripik phyllo (atau filo), kue kering yang dilapisi mentega, kenari, lalu sirup gula, aroma jeruk, serta kurma berisi gula dan kacang almond yang dicelupkan ke dalam sirup gula beraroma mawar.

Seperti kebanyakan buku masak lain dari periode setelahnya, Al-Baghdadi menjabarkan bahan-bahan dan cara memasaknya, tapi tanpa jumlah takaran. Ia juga tidak menjelaskan apakah hidangan yang resep-resepnya dikumpulkan itu juga santapan rakyat, bukan hanya kelas bangsawan. Namun tiada yang lebih indah dicatat, bagus dikenang bahwa rasa dari makanan-makanan yang dikumpulkan resepnya oleh Al-Baghdadi itu seperti pohon sejarah kaya warna dunia global seribu tahun lalu antara daerah-daerah di Eropa, Afrika, dan Asia.

Terlebih bagi masyarakat Indonesia karena rempah-rempah yang hanya tumbuh di Nusantara merupakan unsur utama resep-resep Al-Baghdadi. Aneka rempah yang dominan di dalam kebudayaan kuliner imperium muslim itu membuat--dari segi rasanya--masakan dunia muslim tidak terlalu asing bagi lidah Indonesia. Malahan jelas sekali dalam waktu yang lama telah diterima dan mempengaruhi tata cara memasak daging di Nusantara, sebut saja semur yang kaya rempah itu.

Tetapi yang juga tak kalah penting diperhatikan, kuliner dunia muslim yang kaya rempah-rempah Nusantara itu memberikan satu bukti untuk bahan kajian sejarah yang lama diabaikan, yaitu tentang hubungan dagang imperium muslim Dinasti Abbasiyyah dengan Nusantara sebagai proses awal Islamisasi mulai abad ke-8. Saat itu adalah saat-saat sebelum Islamisasi, yang benar-benar masif, pada abad ke-15 terjadi dan segera mengubah periferi geografi dunia muslim yang kelak bernama Indonesia menjadi negara dengan penganut ajaran Nabi Muhammad yang terbesar di muka bumi.

J. J. RIZAL, SEJARAWAN

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Buku Resep Dessert, Dijamin Pasti Sukses! - KOMPAS.com

Posted: 09 Aug 2011 08:58 AM PDT

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, buku resep digunakan sebagai sumber inspirasi dalam mengolah makanan. Bagi sebagian yang lain, pada dasarnya resep-resep makanan disusun untuk memandu orang yang semula tidak bisa memasak, jadi bisa memasak. Sayangnya, si penyusun buku resep mungkin tidak mempertimbangkan latar belakang dan tingkat kemampuan pembaca bukunya dalam mengolah makanan. Akibatnya, bahan makanan yang digunakan termasuk sulit dicari; langkah-langkah dalam memasak pun dirasa terlalu sulit untuk diikuti.

Tidak demikian dengan buku 60 Resep Dessert & Minuman AntiGagal, yang disusun oleh Fatmah Bahalwan dan Tim Natural Cooking Club ini. Seperti Anda tahun, Natural Cooking Club atau NCC awalnya adalah milis memasak yang didirikan oleh pasangan suami-istri, Fatmah dan Wisnu Ali Martono pada 15 Januari 2005. NCC lalu berkembang menjadi komunitas memasak yang memiliki 11.000 anggota, dan memiliki berbagai aktivitas rutin seperti kursus kuliner, HomeMade Food Fiesta, Tour d'Toko, Tour d'Pasar, Cooking & Baking Party, kursus food photography, kursus manajemen katering, dan lain sebagainya.

Banyak dari anggota komunitas ini awalnya tidak bisa memasak, namun akhirnya berhasil menjadi pengusaha kue rumahan yang memiliki penghasilan dari dapur rumah mereka sendiri. Berdasarkan pengalaman itulah, Fatmah berhasil menyusun buku yang langkah-langkah memasaknya diklaim tak mungkin gagal ini. Resep yang ditampilkan dalam buku inipun sudah diuji ratusan, bahkan ribuan kali oleh anggota komunitas penggila kuliner ini. Jadi, Anda pun pasti akan berhasil!

Buku setebal 144 halaman ini menjelaskan empat faktor penentu keberhasilan di dapur, yaitu bahan, alat, resep, dan keterampilan, serta membagikan informasi mengenai apapun yang tidak pernah disebutkan dalam resep pada umumnya. Misalnya, apakah bahan dan alat yang Anda gunakan sudah baik? Atau, apa yang dimaksud dengan air kapur sirih? Terkesan remeh, namun ternyata hal-hal ini dalam praktiknya juga bisa membuat pembaca bingung.

Buku 60 Dessert & Minuman AntiGagal ini melengkapi lima buku lain yang telah diterbitkan oleh tim NCC, yaitu Snack Manis & Gurih AntiGagal, Cake & Cookies AntiGagal, Masakan Favorit AntiGagal, Cake Decorating dengan Fondant, dan Cake Decorating dengan Butter Cream.

Buku ini juga diluncurkan bersamaan dengan buku Food Photography Made Easy, yang disusun oleh kelompok Empat Rana. Mereka beranggotakan Riana Ambarsari, Dita Wistarini, Arfi Binsted, dan Irra Fachriyanthi, yang semuanya merupakan food blogger. Berawal dari kecintaan mereka memasak dan mendokumentasikan hasil masakan mereka di blog, akhirnya mereka berniat serius menekuni food photography. Kini mereka tak hanya menghasilkan uang dari memasak dan menjadi food photographer, namun juga menjuarai berbagai kontes food photography di tingkat internasional dan menjadi juri untuk berbagai kontes serupa.

Buku ini mereka luncurkan karena ingin berbagi ilmu untuk Anda yang memiliki passion yang sama.

Sent from Indosat BlackBerry powered by

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Menu Aceh yang Kaya Rempah - Kedaulatan Rakyat

Posted: 26 Aug 2011 07:35 PM PDT

[unable to retrieve full-text content]


Menu Aceh yang Kaya Rempah
Kedaulatan Rakyat
Keluarga besar Tazbir yang asli Aceh, memiliki resep-resep masakan Aceh khas keluarga. "Jadi, meski sesama menu Aceh, resep ala keluarga kami memiliki keistimewaan terutama pada citarasa," tambah Tazbir. Resep itulah yang kini diterapkan di 'Narasa' ...

Diposting oleh Rakhma di 15.36 0 komentar  

” plus 0 info menarik lainnya

Jumat, 26 Agustus 2011

” plus 0 info menarik lainnya


Posted:

[unable to retrieve full-text content]

Diposting oleh Rakhma di 15.45 0 komentar  

Resep Makanan Al-Baghdadi - Tempo Interaktif” plus 2 info menarik lainnya

Rabu, 24 Agustus 2011

Resep Makanan Al-Baghdadi - Tempo Interaktif” plus 2 info menarik lainnya


Resep Makanan Al-Baghdadi - Tempo Interaktif

Posted: 21 Aug 2011 09:53 PM PDT

[unable to retrieve full-text content]


Resep Makanan Al-Baghdadi
Tempo Interaktif
Di Bagdad itulah buku resep makanan muslim yang paling awal ditemukan, yaitu dari masa 1226. Claudia Roden dalam bukunya, A Book of Middle Eastern Food, menyebut resep itu dicatat oleh Al-Baghdadi, yang dinilai "sangat menyukai makan di atas segalanya" ...

Buku Resep Dessert, Dijamin Pasti Sukses! - KOMPAS.com

Posted: 09 Aug 2011 08:58 AM PDT

[unable to retrieve full-text content]


KOMPAS.com

Buku Resep Dessert, Dijamin Pasti Sukses!
KOMPAS.com
KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, buku resep digunakan sebagai sumber inspirasi dalam mengolah makanan. Bagi sebagian yang lain, pada dasarnya resep-resep makanan disusun untuk memandu orang yang semula tidak bisa memasak, jadi bisa memasak. ...

dan lainnya »

Yahoo Search Trend: Informasi Seputar Mudik Paling Dicari - Republika Online

Posted: 23 Aug 2011 02:44 AM PDT

[unable to retrieve full-text content]


Tribunnews

Yahoo Search Trend: Informasi Seputar Mudik Paling Dicari
Republika Online
Pencarian untuk "persiapan mudik" menjadi yang tertinggi untuk berita terkait mudik Makanan: Masyarakat Indonesia mencari menu makanan, resep masakan/puding dan juga kue tradisional. Peningkatan tertinggi adalah untuk menu buka puasa dan sahur (48.6 ...
Indeks Pencarian Informasi Masjid Istiqlal Naik 100 Ribu PersenTribunnews

4 artikel berita sekaligus »

Diposting oleh Rakhma di 20.52 0 komentar  

” plus 0 info menarik lainnya

Selasa, 23 Agustus 2011

” plus 0 info menarik lainnya


Posted:

[unable to retrieve full-text content]

Diposting oleh Rakhma di 15.24 0 komentar  

Resep Makanan Al-Baghdadi - Tempo Interaktif” plus 0 info menarik lainnya

Senin, 22 Agustus 2011

Resep Makanan Al-Baghdadi - Tempo Interaktif” plus 0 info menarik lainnya


Resep Makanan Al-Baghdadi - Tempo Interaktif

Posted: 21 Aug 2011 09:53 PM PDT

TEMPO Interaktif, Jakarta - Peradaban muslim dimulai pada tahun 610. Saat itu, di satu gua di Gunung Hira, beberapa mil dari Mekah, Muhammad ibn Abdullah mendengar suara Malaikat Jibril mewahyukan kepadanya ayat-ayat pertama Al-Quran. Lantas dia pun dikenal sebagai nabi.
Meskipun lelaki 40 tahun itu berasal dari keluarga sederhana, dia berhasil menegakkan dan menyebarkan agama terbesar di dunia, Islam. Tatkala wafat pada tahun 632, Nabi Muhammad sudah menguasai secara efektif seantero Jazirah Arab bagian selatan.

Seiring dengan bangsa Arab tergetar oleh energi keimanan Islam, mereka siap melebarkan sayap. Dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin alias empat sahabat Nabi, dilaksanakan penaklukan besar-besaran hingga pada 661. Kemudian dalam beberapa dekade selanjutnya, kaum muslim berhasil mendirikan suatu imperium terbesar yang pernah dikenal dalam sejarah umat manusia yang membentang di bekas-bekas kekuasaan Kerajaan Romawi dan Persia yang meliputi tiga benua, yaitu Eropa, Afrika, dan Asia.

Agama Islam jelas telah menjadi pendorong penting bagi pembentukan imperium muslim itu sekaligus tumbuhnya suatu kebudayaan yang lebih kaya di wilayah kekuasaannya, yang merupakan bekas-bekas peradaban Kerajaan Romawi dan Persia, salah satunya adalah budaya kuliner. Kapal niaga muslim melintasi Laut Mediterania, Laut Arabia, dan Samudera Hindia. Karavan muslim menempuh Jalur Sutra hingga ke Cina dan padang pasir Afrika. Perniagaan ini membawa pula segala macam bahan makanan, rempah-rempah yang dikuasai khusus peredarannya oleh imperium muslim, dan akhirnya memberikan budaya kuliner dunia Islam kompleksitas rasa yang mempesona.

Hal itu dapat ditelusuri dengan membuka lembar sejarah puncak kebesaran imperium muslim ketika di bawah kuasa Dinasti Abbasiyyah (750-1258) dengan ibu kota di Bagdad, sekarang Irak. Bagdad muncul sebagai Roma baru, yang merupakan pusat perdagangan dengan populasi hampir satu juta jiwa. Di Bagdad itulah buku resep makanan muslim yang paling awal ditemukan, yaitu dari masa 1226.

Claudia Roden dalam bukunya, A Book of Middle Eastern Food, menyebut resep itu dicatat oleh Al-Baghdadi, yang dinilai "sangat menyukai makan di atas segalanya". Dari resep-resep makanan Al-Baghdadi itulah dapat terbaca bagaimana geografi politik kekuasaan imperium muslim yang membentang dari Spanyol sampai Sindh di barat India termanifestasikan di meja makan.

Salah satu dari yang banyak dicatat Al-Baghdadi adalah yang disebut Roden, yakni "glorious tagine", sejenis semur daging dan buah yang direbus selama beberapa jam dengan api kecil sehingga dagingnya hancur, seperti mencair dengan lembut di dalam mulut. Hal ini sesuai dengan aturan makan masyarakat muslim yang melarang memakan darah. Sebagai contoh adalah masakan mishmishiya, yang terbuat dari daging domba dan aprikot yang dikeringkan. Rasa pedas mishmishiya didapat dari rempah-rempah, seperti jinten, ketumbar, kayu manis, jahe, dan lada hitam. Kunyit memberi aksen warnanya, sedangkan kacang tanah untuk mengentalkan. Santapan ini diberi aroma air yang disuling dengan kelopak bunga mawar atau bunga jeruk.

Lantas Al-Baghdadi menyinggung resep sejenis bakso berbentuk gulungan berisi kacang almond, dimasak dalam lemak domba berbuntut besar dan direbus dalam saus kacang almond, kacang pistasi, dan bumbu lainnya--jinten, ketumbar, kayu manis, dan lada hitam serta dihiasi dengan "permen kurma". Roti dengan campuran kanji yang dibuat dengan menghantamkannya ke sisi pemanggang disebut tannur (seperti tandoor dari India). Nasi yang berasal dari Asia dicampurkan dengan buah dan kacang yang dikeringkan untuk membuat pilaf dan couscous--semolina atau sejenis bubuk jagung yang dikukus--yang merupakan masakan nasional Maroko, Tunisia, dan Algeria dari Afrika Utara.

Dalam buku masakan Al-Baghdadi juga disebutkan nasi diolah dengan daun anggur dan terung yang dimasukkan dengan campuran sejenis daging yang amat mahal. Minyak zaitun adalah bahan masakan hidangan terkenal, digunakan dalam jumlah besar sebagai petunjuk kemewahan masakan. Sedangkan dari Afrika, Al-Baghdadi memaparkan couscous, semolina yang dikukus, yang merupakan masakan khas Maroko, Tunisia, dan Algeria di Afrika Utara.

Menurut Al-Baghdadi, susu--biasanya susu domba atau kambing--diolah menjadi yoghurt atau keju asin seperti feta atau kasseri. Al-Baghdadi menutup buku hidangan muslim itu dengan resep makanan penutup spektakuler, yaitu sejenis permen yang terbuat dari gula yang diambil dari tebu. Ilmu kuliner ini didapat bangsa Arab dari bangsa India pada abad ke-10. Ini adalah makanan penutup legendaris yang mengingatkan pada baklava, keripik phyllo (atau filo), kue kering yang dilapisi mentega, kenari, lalu sirup gula, aroma jeruk, serta kurma berisi gula dan kacang almond yang dicelupkan ke dalam sirup gula beraroma mawar.

Seperti kebanyakan buku masak lain dari periode setelahnya, Al-Baghdadi menjabarkan bahan-bahan dan cara memasaknya, tapi tanpa jumlah takaran. Ia juga tidak menjelaskan apakah hidangan yang resep-resepnya dikumpulkan itu juga santapan rakyat, bukan hanya kelas bangsawan. Namun tiada yang lebih indah dicatat, bagus dikenang bahwa rasa dari makanan-makanan yang dikumpulkan resepnya oleh Al-Baghdadi itu seperti pohon sejarah kaya warna dunia global seribu tahun lalu antara daerah-daerah di Eropa, Afrika, dan Asia.

Terlebih bagi masyarakat Indonesia karena rempah-rempah yang hanya tumbuh di Nusantara merupakan unsur utama resep-resep Al-Baghdadi. Aneka rempah yang dominan di dalam kebudayaan kuliner imperium muslim itu membuat--dari segi rasanya--masakan dunia muslim tidak terlalu asing bagi lidah Indonesia. Malahan jelas sekali dalam waktu yang lama telah diterima dan mempengaruhi tata cara memasak daging di Nusantara, sebut saja semur yang kaya rempah itu.

Tetapi yang juga tak kalah penting diperhatikan, kuliner dunia muslim yang kaya rempah-rempah Nusantara itu memberikan satu bukti untuk bahan kajian sejarah yang lama diabaikan, yaitu tentang hubungan dagang imperium muslim Dinasti Abbasiyyah dengan Nusantara sebagai proses awal Islamisasi mulai abad ke-8. Saat itu adalah saat-saat sebelum Islamisasi, yang benar-benar masif, pada abad ke-15 terjadi dan segera mengubah periferi geografi dunia muslim yang kelak bernama Indonesia menjadi negara dengan penganut ajaran Nabi Muhammad yang terbesar di muka bumi.

J. J. RIZAL, SEJARAWAN

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Diposting oleh Rakhma di 15.16 0 komentar  

Tribun Seleb : Titi Kamal Belajar Masak dari Tetangga - Tribunnews” plus 0 info menarik lainnya

Sabtu, 20 Agustus 2011

Tribun Seleb : Titi Kamal Belajar Masak dari Tetangga - Tribunnews” plus 0 info menarik lainnya


Tribun Seleb : Titi Kamal Belajar Masak dari Tetangga - Tribunnews

Posted: 12 Aug 2011 12:03 AM PDT

JAKARTA, TRIBUN - Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Demikian pula yang dilakukan bintang film Mendadak Dangdut, Titi Kamal. Ia belajar masak supaya bisa menyiapkan makanan untuk suami tercinta, Christian Sugiono.

Untuk bisa menyenangkan hati suaminya, Titi belajar memasak dari siapa saja, mulai dari ibu atau tetangganya yang seumuran. Ia banyak melontarkan pertanyaan kepada mereka terkait kuliner yang akan diuji coba. Ia juga tidak segan-segan membuka buku resep masakan dan browsing melalui internet.

"Ada tetangga yang seumuran, banyak tanya, lihat internet dan lihat buku resep dan asal-asalan coba," ujarnya, saat ditemui di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Christian juga sering memberikan masukan kepadanya. Sebab, suaminya itu pernah bekerja di restoran saat masih kuliah.

Karena suaminya tidak suka makanan laut, Titi pun direkomendasikan untuk menu masakan dengan menu daging, ayam, atau pasta. "Jadi, simpel, nggak repot. Atau aku bisa masak bareng dia. Kalau break time kita masak bareng dan dinner bareng," ucapnya.

Lantas, menu apa yang akan disiapkan saat Ramadhan dan menyambut hari raya Lebaran? "Kalau Lebaran dan Ramadan makanannya diserahkan ke mama, kue kering, kue delapan jam. Aku tinggal makan," tandasnya. (tribunnews)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Diposting oleh Rakhma di 15.16 0 komentar  

Manfaat Plum Bagi Tulang - Tempo Interaktif” plus 0 info menarik lainnya

Jumat, 19 Agustus 2011

Manfaat Plum Bagi Tulang - Tempo Interaktif” plus 0 info menarik lainnya


Manfaat Plum Bagi Tulang - Tempo Interaktif

Posted: 19 Aug 2011 02:49 PM PDT

Sabtu, 20 Agustus 2011 | 04:25 WIB

TEMPO Interaktif, Buah ini mungkin dikenal dengan manfaatnya untuk mengatasi sembelit, tetapi nyatanya ia memiliki manfaat lainnya bagi kesehatan manusia. Para ilmuwan menemukan bahwa wanita yang telah mengalami menopause akan terhindar dari serangan osteoporosis dan patah tulang dengan memakan plum sekitar 10 buah setiap harinya.
 
Dikutip dari laman Daily Mail, Jumat, 19 Agustus 2011, Universitas Florida dan Oklahoma telah membuktikan plum yang dikeringkan ternyata lebih bermanfaat dibandingkan buah ara, kurma, stroberi, apel, atau kismis kering untuk meningkatkan kepadatan tulang. Plum bekerja untuk menekan kerusakan tulang yang biasanya terjadi saat usai seseorang semakin bertambah.
 
"Sepanjang karir saya telah menguji banyak buah untuk melihat efeknya terhadap tulang. Tetapi tidak pernah ada yang memiliki efek sebaik buah plum," Kata Bahram H. Arjmandi, Profesor Universitas Florida yang juga sebagai Kepala Departemen Ilmu Nutrisi, Makanan, dan Olahraga Amerika.
 
Semua buah dan sayuran, katanya, mengandung nutrisi yang baik. Tetapi hanya beberapa saja dari mereka yang memiliki kandungan yang bermafaat bagi tulang.
 
Arjmandi bersama dengan sekelompok peneliti melakukan uji coba bagi 2 kelompok wanita menopause. Selama setahun, kelompok pertama yang terdiri dari 55 orang wanita, diminta untuk mengonsumsi 100 gr plum kering atau setidaknya 10 buah per hari. Sedangkan kelompok yang satunya diminta untuk mengonsumsi buah apel yang dikeringkan dengan takaran yang sama.
 
Berdasarkan penelitian itu terlihat semua peserta uji coba mendapatkan kalsium dan vitamin D dari kedua makanan itu. Namun kelompok yang memakan plum kering memiliki kandungan mineral yang membuat tulang lebih padat di bagian ulna dibandingkan dengan kelompok lainnya. Ulna adalah salah satu dari dua tulang panjang yang terletak di lengan bawah dan tulang belakang.
 
"Dalam 5 -7 tahun pertama setelah mengalami menopause, wanita beresiko kehilangan tulang sekitar 3% - 5% per tahun," kata Arjmandi. "Namun hal ini tidak hanya terjadi pada wanita, pria berumur sekitar 65 tahun pun akan mengalami hal yang sama seperti wanita."
 
Ia menyarankan, jangan menunggu sampai tulang Anda oatah atau mengalami osteoporosis dan harus mendapatka perawatan dokter. "Lakukan sesuatu yang bermakna dan praktis, seperti memakan buah ini. Plum dapat dimakan dalam  bentuk apa saja dan dijadikan sebagai resep masakan."

NUR INTAN

Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Tempo Interaktif. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Diposting oleh Rakhma di 15.20 0 komentar  

Beyonce Akan Tulis Buku Resep Masakan - Okezone” plus 0 info menarik lainnya

Minggu, 14 Agustus 2011

Beyonce Akan Tulis Buku Resep Masakan - Okezone” plus 0 info menarik lainnya


Beyonce Akan Tulis Buku Resep Masakan - Okezone

Posted: 27 Jul 2011 07:19 PM PDT

LOS ANGELES - Beyonce terinspirasi sahabatnya, Gwyneth Paltrow, untuk merilis buku. Penyanyi ini berniat membuat buku tentang resep-resep masakan.

"Ibunya, Tina, memulai tradisi memasak di mana saja berada. Dia selalu menempatkan banyak makanan, roti jagung, keju dan ayam goreng. Beyonce akan segera menyertakan resep keluarga di dalam sebuah buku," ungkap sumber yang dikutip Daily Mirror, Kamis (28/7/2011).

Istri Jay-Z itu telah bercerita tentang rencana merilis buku masakan dengan Gwyneth dan mendapat dukungan penuh.

"Saat dia berpikir tentang sebuah keluarga, dia berbicara tentang ini dengan Gwyn. Dengan penuh kegembiraan, dia akan merilisnya suatu hari nanti," imbuh sumber.(ang)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Diposting oleh Rakhma di 15.12 0 komentar  

Buku Resep Pertama di Inggris Ditemukan - Liputan6.com” plus 0 info menarik lainnya

Sabtu, 13 Agustus 2011

Buku Resep Pertama di Inggris Ditemukan - Liputan6.com” plus 0 info menarik lainnya


Buku Resep Pertama di Inggris Ditemukan - Liputan6.com

Posted: 13 Aug 2011 04:52 AM PDT

[unable to retrieve full-text content]


Liputan6.com

Buku Resep Pertama di Inggris Ditemukan
Liputan6.com
Salah satu yang menggegerkan adalah penemuan resep masakan kari dalam buku berusia ratusan tahun tersebut. Buku yang ditulis Hannah Glasse pada 1796 itu membahas mengenai ratusan resep unik dan puluhan obat untuk penyakit. Buku masakan itu ternyata ...

Diposting oleh Rakhma di 15.28 0 komentar  

Tribun Seleb : Titi Kamal Belajar Masak dari Tetangga - Tribunnews” plus 0 info menarik lainnya

Jumat, 12 Agustus 2011

Tribun Seleb : Titi Kamal Belajar Masak dari Tetangga - Tribunnews” plus 0 info menarik lainnya


Tribun Seleb : Titi Kamal Belajar Masak dari Tetangga - Tribunnews

Posted: 12 Aug 2011 12:03 AM PDT

[unable to retrieve full-text content]


Suara Pembaruan

Tribun Seleb : Titi Kamal Belajar Masak dari Tetangga
Tribunnews
Ia juga tidak segan-segan membuka buku resep masakan dan browsing melalui internet. "Ada tetangga yang seumuran, banyak tanya, lihat internet dan lihat buku resep dan asal-asalan coba," ujarnya, saat ditemui di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. ...
Pilih DapurPontianak Post
Soal Anak, Titi Kamal Tunggu KeajaibanVivanews

17 artikel berita sekaligus »

Diposting oleh Rakhma di 15.28 0 komentar  

Soal Anak, Titi Kamal Tunggu Keajaiban - Vivanews” plus 0 info menarik lainnya

Kamis, 11 Agustus 2011

Soal Anak, Titi Kamal Tunggu Keajaiban - Vivanews” plus 0 info menarik lainnya


Soal Anak, Titi Kamal Tunggu Keajaiban - Vivanews

Posted: 10 Aug 2011 10:34 PM PDT

Kamis, 11 Agustus 2011, 12:33 WIB

Maya Sofia, Beno Junianto

Titi Kamal (VIVAnews/ Muhamad Solihin)

VIVAnews - Sudah dua tahun lebih Titi Kamal membina rumah tangga dengan suaminya, Christian Sugiono. Meski belum juga dianugerahi anak, Titi mengaku tengah menikmati waktunya bersama sang suami.

"Sekarang saya sedang menikmati berdua. Nggak cuma pas setelah kerja saja. Sabtu, Minggu bisa bareng-bareng. Kalau soal anak saya menunggu keajaiban," kata Titi saat ditemui di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis, 11 Agustus 2011.

Saat ini, Titi pun lebih meluangkan waktu untuk keluarga ketimbang bermain dalam sinetron. Titi yang menikah dengan Christian pada 6 Februari 2009 di Sydney, Australia, ini juga mendukung bisnis suaminya di bidang kuliner dan properti.

"Dengan suami serius di bidang lain, kuliner dan properti, banyak cari tahu tentang resep masakan di internet," ujar Titi.

Di bulan Ramadan ini, Titi lebih memilih menyantap masakan rumah keimbang makan di restoran. Terlebih, sang suami memiliki keahlian memasak.

"Kami lebih memilih buka di rumah. Tian ingnnya begitu," kata Titi.

• VIVAnews

Rebecca
11/08/2011

Sabar ya mba Titi..keep pray .. Do the best and let GOD do the rest..semoga cepat dapat momongan..:)

'+ ''+ ''+ ''+ 'Silahkan mengisi kode pengaman yang sesuai dengan gambar di atas.'+ ''+ ''+ ''+ '' ); clicked++; $("[id^=replyButton_]*").click(function(){ var captchaCode = $("[id^=captcha_code_]*").val(); var textReply = $("[id^=comment_2_]*").val(); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/insertReply/", data: "captcha_code=" + captchaCode + "&comment_reply=" + textReply + "&parent_id=" + divId + "&article_id=" + articleId, success: function(msg){ $('#replyBox_' + divId).remove(); $('#replyAlert_' + divId).html(msg); } }); }); if(clicked==1){ $("[id^=replyLink_]*").click(function(){ $('#replyBox_' + divId).hide(); }); } }); }); $("[id^=moreLink_]*").click(function(){ var currentId = $(this).attr('id'); var divIds = currentId.split("_", 3); var divId = divIds[1]; var clicked = 0; $('#moreBox_' + divId).show(function(){ clicked++; $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/moreComment/", data: "parent_id=" + divId + "&article_id=" + articleId, success: function(msg){ //$('#moreBox_' + divId).html(msg); $('#replyContent_' + divId).html(msg); //alert(msg + '-' +articleId + 'a'); } }); }); if(clicked==1){ $("[id^=moreLink_]*").click(function(){ //$('#moreBox_' + divId).hide(); $('#replyContent_' + divId).hide(); }); } }); });

' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Diposting oleh Rakhma di 15.07 0 komentar