TOP 1 Oli sintetik mobil-motor Indonesia |

Julie Sutardjana dan Resep yang Dimanfaatkan Turun-Temurun - KOMPAS.com” plus 1 info menarik lainnya

Kamis, 28 Juni 2012

Julie Sutardjana dan Resep yang Dimanfaatkan Turun-Temurun - KOMPAS.com” plus 1 info menarik lainnya


Julie Sutardjana dan Resep yang Dimanfaatkan Turun-Temurun - KOMPAS.com

Posted: 27 Jun 2012 12:49 AM PDT

Harian Kompas memberikan penghargaan kepada lima cendekiawan yang dipandang memiliki dedikasi. Penghargaan ini dimulai sejak 2008. Tahun ini penghargaan diberikan kepada Ny Julie Sutardjana (90); Surono (57) atau Mbah Rono—ketika Gunung Merapi meletus tahun 2010 namanya tidak kalah populer daripada Mbah Maridjan (almarhum); Daoed Joesoef (85); Mochtar Pabottingi (66); dan Mona Lohanda (64), peneliti di Arsip Nasional Republik Indonesia yang hasil ketekunannya soal Batavia tak akan dilewatkan para pemerhati Jakarta kuno. Inilah sosok Julie Sutardjana.

Dia selalu memakai nama Nyonya Rumah sebagai nama samaran.

_______________________________________

KOMPAS.com - Salah satu kebanggaan Ny Julie Sutardjana (90) adalah hampir 50 judul buku masakan lahir dari tangan dan cita rasanya.

Buku terakhir diluncurkan pada 25 Mei lalu bertepatan dengan ulang tahun ke-90 Julie. Buku berjudul 250 Resep Hidangan Pilihan Julie "Nyonya Rumah" Sutarjana terbitan Gramedia Pustaka Utama tersebut berbeda dari buku-buku masak lainnya karena dilengkapi biodata Julie.

Tentang buku resep masakannya yang begitu banyak, Julie dengan rendah hati mengatakan, semua berasal dari empat buku babon, yaitu Pandai Masak 1 dan Pandai Masak 2 terbitan PT Kinta, Belajar Memasak dengan Nyonya Rumah terbitan Gramedia Pustaka Utama dan Bubur Modern.

"Buku-buku yang lain resepnya dikembangkan dari empat buku babon itu," tutur Julie.

Tidak heran bila dia dijuluki sebagai penulis buku masak tiga zaman dan karenanya masuk catatan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penulis dan pencipta resep masakan tertua. Dia selalu memakai nama Nyonya Rumah sebagai nama samaran.

Julie bukan sekadar menulis resep. Semua resep itu dapat dipertanggungjawabkan karena pasti akan dia coba buat sampai hasilnya memuaskan.

Sumber penulisan resep datang dari pengalaman masa kecilnya di Lasem sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara anak pengusaha batik besar. Dia juga rajin mencobai berbagai masakan dan membaca buku masakan, tetapi bukan berarti lalu dicontek begitu saja. Dia selalu mengolah lagi dan disesuaikan dengan cita rasanya yang cenderung manis. "Saya, kan, orang Jawa," kata dia.

Kejujuran dan kesetiaan adalah bagian dari hidupnya sehari-hari sehingga dia sangat terganggu dan prihatin saat mengetahui resep-resep dari buku masakannya diambil begitu saja oleh orang lain lalu diaku sebagai resep orang tersebut.

"Saya mengenal betul resep-resep saya, kata-kata yang saya pakai. Saya tidak menafikan tidak ada yang bisa menulis resep hanya dari dirinya 100 persen, tetapi jangan dicontek begitu saja," tutur Julie.

Untunglah kekecewaan itu terobati saat ada tamu yang makan di rumah makan nya lalu mengatakan memiliki buku masakannya. Menurut Julie, ada seorang ibu dari Kalimantan yang berkunjung ke restorannya sambil membawa buku Pandai Masak 1 yang halamannya sudah lepas-lepas karena sering di buka-buka.

"Ibu itu mengatakan, dia mendapat buku Pandai Masak 1 dari ibunya dan dia juga memakai buku itu untuk panduan memasak," ungkap dia.

Agar tak pikun

Membaca adalah bagian dari kegiatannya sehari-hari. "Saya baca Kompas dan Pikiran Rakyat tiap hari. Semua berita yang menarik saya baca. Jadi, saya tahu soal korupsi, Hambalang, Anas, Angelina Sondakh. Saya terus baca supaya tidak pikun dan kalau ada orang bicara saya ikut mengerti, tidak bengong," ujarnya. Itu pula sebabnya dia selalu menulis resep dengan tangan dan menghitung timbangan resep tanpa bantuan mesin penghitung agar otaknya terus bekerja.

Dia heran mengapa pelaku korupsi adalah orang-orang yang kaya dan punya kedudukan tinggi. "Untuk apa uang itu? Mereka, kan, sudah kaya? Daripada korupsi, kenapa uangnya tidak diberikan kepada orang miskin. Masih banyak orang miskin," ucap Julie.

Tentang Presiden SBY, Julie menunjukkan simpatinya. Kata dia, orang hanya bisa mengkritik, padahal bila berada dalam posisi yang sama belum tentu dapat berbuat lebih baik.

Simpati itu bukan karena urusan dukung-mendukung politik. Sikap itu lebih menunjukkan pandangan hidup Julie yang selalu berempati, tahu diri, dan karenanya bekerja keras dengan jujur dan tulus. Dia melihat ke dalam dirinya sebelum menunjuk orang lain. Apakah layanan di rumah makan nya sudah baik, rasa masakannya konsisten, resepnya dapat dipraktikkan pembaca Kompas dan pembaca buku-bukunya.

Kalaupun ada kerisauan, itu adalah siapa yang akan melanjutkan usaha rumah makan yang dibangunnya dari nol dan mengembangkan resep masaknya. Sampai saat ini anak-anaknya tak tertarik melanjutkan. Dia ingin seperti Nyonya Meneer yang namanya terus bertahan sebagai merek jamu meskipun si pemilik nama sudah lama tiada.

"Kalau saya sudah tidak ada, kualitas rumah makan ini akan bergantung pada anak-anak. Juga pengembangan resep-resep saya," kata dia. (Ninuk MP)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks.

Aplikasi Smartphone untuk Anda yang Ingin Belajar Memasak - Detikcom

Posted: 26 Jun 2012 08:08 PM PDT

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks.

Diposting oleh Rakhma di 15.46  

0 komentar:

Posting Komentar