TOP 1 Oli sintetik mobil-motor Indonesia |

Nikmati Sensasi Keripik Pedas ala Keripik Rempah - Rileks.com” plus 2 info menarik lainnya

Kamis, 13 Oktober 2011

Nikmati Sensasi Keripik Pedas ala Keripik Rempah - Rileks.com” plus 2 info menarik lainnya


Nikmati Sensasi Keripik Pedas ala Keripik Rempah - Rileks.com

Posted: 13 Oct 2011 03:12 AM PDT

Kekayaan rempah-rempah Indonesia sudah terkenal di dunia Internasional. Aplikasinya pun bisa untuk menu masakan apa saja. Bahkan kini rempah-rempah Indonesia seperti lada dan lengkuas pun bisa diaplikasikan menu untuk camilan seperti keripik. Keripik Rempah sudah memulainya dengan menggunakan rempah-rempah sebagai bahan baku keripiknya dan sama sekali tidak menggunakan unsur bahan kimia sama sekali dalam proses pembuatannya. Menurut salah satu penemu resep Keripik Rempah, Keripik ini diracik dengan rempah-rempah Indonesia dan memfokuskan pada kesehatan.

Tingkatan rasa yang dibedakan dari warna Packagingnya

Keripik pedas memang saat ini sedang menjadi trend di Indonesia. Keripik Rempah ini juga hadir dengan mengedepankan rasa pedas dan lebih gurih. Mengeluarkan 4 varian produk keripiknya yaitu talas, singkong, gadung dan ceker, Keripik Rempah memberikan 3 pilihan tingkatan kepedasan yaitu level 4, level 7 dan yang paling tinggi adalah level 13. Sebagai bumbunya Keripik Rempah mengoptimalkan berbagai jenis rempah-rempah murni, diantaranya seperti cabe kering, merica, ketumbar, bawang putih, kayu manis, kapulaga, pala, jinten, bunga lawang dan cengkeh.

Selain dari rasa pedas, unsur kesehatan juga diperhatikan Keripik Rempah dengan memilih bahan baku sebagai keripiknya. Seperti gadung, bahan yang memiliki tekstur yang lebih lembut dan tetap crunchy ini memiliki manfaat untuk penyakit kencing manis dan rematik. Oleh Keripik Rempah, pengolahan gadung telah melewati beberapa tahap proses pengolahan sehingga menjadi bahan makanan yang aman untuk dikonsumsi.

Kemudian keripik yang sudah banyak ditemui di masyarakat Indonesia yaitu keripik talas dan singkong. Kedua jenis umbi-umbian ini tentunya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Manfaat umbi singkong sebagai obat untuk rematik, sakit kepala demam dan sakit kepala. Sedangkan talas selama ini sudah dikenal sebagai tanaman penyedia karbohidrat non beras.

Jenis yang terakhir dan cukup unik adalah Keripik Ceker. Rasa pedas, gurih dan renyah menjadi paduan yang enak untuk dinikmati. Berbeda dengan ketiga jenis keripik lainnya, keripik ceker ini hanya tersedia dengan tingkat kepedasan 7. Menurut pihak dari Keripik Rempah, Ceker sudah mengandung kandungan garam, jadi kalau digunakan level 13 maka akan pahit sedangkan bila menggunakan level 4 kurang pedas. (Dod)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Aiko: Saya Senang Dibilang Chef Seksi - Vivanews

Posted: 23 Sep 2011 04:22 PM PDT

Sabtu, 24 September 2011, 06:21 WIB

Arinto Tri Wibowo, Beno Junianto

Aiko Sarwosri (Facebook)

VIVAnews - Setelah Farah Quinn tampil sukses sebagai chef di beberapa acara stasiun televisi, saat ini banyak tayangan yang menampilkan chef baru. Tidak sedikit masyarakat yang mengidolakan mereka. Termasuk Chef Aiko yang mengklaim memiliki ratusan bahkan ribuan fans di Facebook dan Twitter.

Kesan seksi dan cantik menjadi daya pikat bagi para fans untuk terus mengikuti setiap resep masakan yang disajikannya di salah satu stasiun televisi swasta.

"Aku masih mengisi acara di Dapur Cantik. Banyak yang bilang aku cantik dan seksi lewat twitter dan FB, aku anggap positif saja komentar mereka. Aku jadikan semangat untuk terus membuat resep baru," ujar pemilik nama lengkap Aiko Sarwosri saat ditemui di kawasan Cinere, Jumat 23 September 2011.

Ahli masak keturunan Jepang ini mengaku hanya menyuguhkan resep masakan Nusantara. "Aku beda dengan chef yang lain, aku selalu tonjolkan resep Nusantara, asli masakan dari Indonesia. Nggak yang western atau chinnesse, karena aku lihat dan tahu, masakan Indonesia juga dicari oleh masyarakat luar negeri," kata Aiko.

Gadis kelahiran 6 Mei 1989 ini mengaku sangat bercita-cita bisa bekerja secara profesional. "Selain bisa terus memberikan resep masakan lewat stasiun televisi, aku juga ingin bekerja secara profesional di restoran luar negeri dan bekerja di kapal pesiar. Tapi, masih harus mencari ilmunya dulu, tetap tujuan aku promosikan masakan Indonesia," ujarnya.

• VIVAnews

nickorahmadhani
30/09/2011

Masakan samba""..balado patai ..""bisa gak mbak koki (masakan minang sumatera barat )

KeaKea
30/09/2011

Makin banyak aja deh kaum adam yg rajin nunggu di dpn TV melihat koki2 cantik untuk belajar masak. He..he...

aby
30/09/2011

masih sexy mak gw deh ck...ck..ck

joneth jolaa tungga
30/09/2011

pengeeeen nyobain masakannnya...... secantiq kamu gk

Arta just topped Reka's score in the Weekly Contest! The competition is heating up!
30/09/2011

bening banget,,,,,,,,,,mimpi bisa dapetin dia

Decky Ritno
28/09/2011

Kamu memang cuantikkkk, I happiness

Rickal Reborn
28/09/2011

Biasa aja Ahhh.

indra
28/09/2011

Good luck sist...:)

boypandi
28/09/2011

seksi bukan berarti kita harus membanggakan diri masih bnyak yg lebih seksi dari kita tetapi tetap menjadi yg terbaik

misto
24/09/2011

apa nama facebooknya..?

'+ ''+ ''+ ''+ 'Silahkan mengisi kode pengaman yang sesuai dengan gambar di atas.'+ ''+ ''+ ''+ '' ); clicked++; $("[id^=replyButton_]*").click(function(){ var captchaCode = $("[id^=captcha_code_]*").val(); var textReply = $("[id^=comment_2_]*").val(); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/insertReply/", data: "captcha_code=" + captchaCode + "&comment_reply=" + textReply + "&parent_id=" + divId + "&article_id=" + articleId, success: function(msg){ $('#replyBox_' + divId).remove(); $('#replyAlert_' + divId).html(msg); } }); }); if(clicked==1){ $("[id^=replyLink_]*").click(function(){ $('#replyBox_' + divId).hide(); }); } }); }); $("[id^=moreLink_]*").click(function(){ var currentId = $(this).attr('id'); var divIds = currentId.split("_", 3); var divId = divIds[1]; var clicked = 0; $('#moreBox_' + divId).show(function(){ clicked++; $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/moreComment/", data: "parent_id=" + divId + "&article_id=" + articleId, success: function(msg){ //$('#moreBox_' + divId).html(msg); $('#replyContent_' + divId).html(msg); //alert(msg + '-' +articleId + 'a'); } }); }); if(clicked==1){ $("[id^=moreLink_]*").click(function(){ //$('#moreBox_' + divId).hide(); $('#replyContent_' + divId).hide(); }); } }); });

' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Agar Masakan Nusantara Mendunia - Vivanews

Posted: 21 Sep 2011 08:46 PM PDT

rendang kambing (inmagine)

VIVAnews - Kita boleh bangga mendengar penobatan rendang dan nasi goreng sebagai makanan terlezat di dunia versi CNN. Namun, jangan terlena. Momentum ini harus menjadi senjata untuk memopulerkan ragam masakan nusantara lainnya.

Rendang dan nasi goreng hanya bagian dari kekayaan kuliner nusantara yang melimpah. "Menyenangkan mendengar rendang menjadi makanan yang paling disukai, tapi makanan dari daerah lain bagaimana?" ujar pakar budaya Prof Dr Edi Sedyawati usai seminar 'Mencermati Kuliner Nusantara sebagai Cerminan Kekayaan Budaya Bangsa' di Universitas Indonesia.

Menurutnya, masyarakat Indonesia harus semakin gencar mengadakan acara-acara kuliner seperti festival atau bazar makanan Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri.

Tak hanya itu, kajian-kajian terkait kuliner, pengembangan bisnis di bidang boga, inovasi resep, usaha-usaha yang sinergis dari berbagai pihak, serta membudayakan masakan nusantara harus dilakukan untuk dapat bertahan di tengah 'gempuran' kuliner asing.

Mungkin tidak semua masyarakat Indonesia mengetahui seluruh masakan nusantara. Bahkan ada saja orang yang hanya mengetahui makanan-makanan ikonik dari kota-kota besar di Indonesia. Karena itulah, kajian-kajian dan identifikasi terkait kuliner di seluruh Indonesia penting dilakukan.

"Masakan Indonesia itu kaya, satu masakan saja bisa terdapat beberapa jenis berbeda di daerah lain. Karena itulah perlu adanya identifikasi dan klasifikasi makanan Indonesia. Ini penting untuk mempromosikannya," paparnya.

Selain sebagai langkah mempromosikan kuliner Indonesia, hal tersebut juga dinilai sebagai langkah awal untuk membudayakan masakan tradisional Indonesia. Di tengah gempuran restoran asing, semakin banyak anak muda Indonesia melupakan masakan tradisional Indonesia.

"Karena itu penting untuk mendidik dan memperkenalkan anak kita akan masakan Indonesia. Jangan sampai mereka tidak suka atau tidak tahu karena terlalu sering mengonsumsi masakan-masakan asing," ia menambahkan.

Namun sayang, kerumitan dalam memasak resep-resep masakan Indonesia menghalangi anak muda untuk belajar memasaknya. Mereka justru lebih senang memasak resep-resep praktis yang tidak menggunakan banyak bumbu.

Untuk mengatasi masalah ini, Edi Sedyawati mengatakan bahwa inovasi dalam resep makanan penting untuk dilakukan. Misalnya, dengan mengemas bumbu-bumbu agar mudah untuk diolah. "Mungkin nanti bumbu rendang bisa dibuat secara instan. Lalu dicampurkan ke dalam daging dengan porsi air tertentu. jadi dibuat sepraktis mungkin," ujarnya.

Tak hanya itu inovasi dalam penggunaan bahan makanan juga sama pentingnya. Melihat fakta bahwa semakin banyaknya bahan pangan impor yang masuk, memojokkan produk pangan Indonesia. Bahkan kampanye penggunaan produk pangan impor semakin gencar dilakukan.

"Lidah kita sekarang terjajah. Mereka berusaha mencapai lidah kita dengan menciptakan rasa-rasa yang familiar. Ini kapitalisme dalam makanan," ujar sejarawan JJ Rizal, ditemui dalam kesempatan yang sama.

Itu merujuk pada popularitas produk-produk yang tidak diproduksi di tanah air. Semakin banyak produk pangan impor yang menggantikan produk pangan dalam negeri sebagai bahan dasar pembuatan masakan tradisional. "Kenapa tidak menggantinya dengan singkong, ubi jalar, atau produk-produk lain yang dapat diproduksi di Indonesia," Edi Sedyawati menambahkan.

Menurutnya, harus ada gerakan sinergis yang dilakukan antara pemerintah, pembisnis, dan petani. Memang standar mutu produk pangan Indonesia masih menjadi penghalang. Tetapi, mempromosikan resep Indonesia yang menggunakan produk pangan dalam negeri bisa menjadi pilihan pintar untuk semakin mendorong mutu pangan.

Dan, ini menjadi tugas bangsa Indonesia selanjutnya. Selain mempromosikan seluruh kuliner, tetapi juga mempromosikan produk pangan Indonesia. (eh)

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Diposting oleh Rakhma di 15.46  

0 komentar:

Posting Komentar