TOP 1 Oli sintetik mobil-motor Indonesia |

Rijsttafel met Semoer Djengkol - KOMPAS.com” plus 0 info menarik lainnya

Kamis, 26 Januari 2012

Rijsttafel met Semoer Djengkol - KOMPAS.com” plus 0 info menarik lainnya


Rijsttafel met Semoer Djengkol - KOMPAS.com

Posted: 25 Jan 2012 10:53 PM PST

DI DAPUR setiap keluarga, si kokkie dan sang nyonya Belanda bertukar resep (lihat Corry van Baalen dalam Indië Verloren, Rampspoed Geboren). Untuk hari-hari istimewa, kedua perempuan  itu sibuk memarut keju dan melinting adonan kue menjadi kaasstengels.

Sampai sekarang, kue asin-gurih itu disediakan pada hari Natal dan Idul Fitri di Indonesia. Pastilah tak ada yang  menduga bahwa kue `khas Belanda' itu hanya ada di Indonesia. Tidak ada kaasstengels di  Belanda, kecuali yang dibuat oleh tante-tante keturunan Indo-Belanda. Entah bagaimana dan  mengapa, resep kue itu tertinggal di Indonesia.

Nyonya-nyonya Belanda memberikan resep masakan hachee kepada Kokkie. Masakan ini dibuat dari  daging sapi, bawang merah dan irisan tomat yang dimasak perlahan di atas api kecil (smoren).  Sang kokkie menambahkan kecap, merica, dan terkadang cengkeh supaya lebih sedap.

Sejak itulah di lidah Indonesia, gesmoorde vlees menjadi daging semur! Salah satu buku masakan tertua di Hindia-Belanda, Groot Nieuw Oost-Indisch Volledig Kookboek yang terbit pada tahun  1902 mencantumkan enam macam semur: Semur Ayam 1,2 dan 3; Semur Ayam Banjar; Semur Ayam Banten dan Semur Ayam Solo.

Hebatnya, semur sekarang dianggap makanan khas Indonesia, juga oleh orang Belanda! `Semur' tak mungkin berasal dari negara lain karena etimologi katanya  membuktikan bahwa masakan itu berasal dari negara berkebudayaan Indo-Belanda.

Tahukah, hampir semua daerah di Indonesia mempunyai resep semur yang khas? Selain semur lidah, ada Semur Manado, Semur Aceh, Semur Goreng Samarinda, Semur Ikan Purwokerto, Semur  Ternate, Semur Santan Maluku, Semur Terong dan Tahu Sunda, semur Palembang yang disebut Malbi dan Semur Jengkol Betawi. Kini, tanpa semur, rijsttafel di Belanda belum lengkap!

Semua restoran yang mencantumkan kata `indisch' (Indo-nesia) pastilah menawarkan rijsttafel  di menunya. Rijsttafel secara harfiah berarti Meja Nasi, tapi tentu saja tidak hanya nasi  putih saja. Juga ada nasi goreng, nasi kuning, dan aneka lauk-pauk. Orang Belanda yang  pertama kali ke Indonesia seringkali tercengang karena tidak menemukan rijsttafel di menu restoran-restoran Indonesia.

Hanya suguhan restoran Padang saja yang agak mirip dengan bayangan mereka tentang rijsttafel itu. Pada mulanya, orang Indo-Belanda di Betawi menyajikan rijsttafel yang mewah untuk tamu-tamu istimewa. Ketika rijsttafel mulai trendi, pembantu-pembantu berderet-deret membawa pinggan besar berisi nasi tumpeng diiringi puluhan jenis makanan lain. Di Hotel des Indes, 24 orang pelayan beringiringan menyajikan rijsttafel yang ditawarkan hotel mewah itu.

Banyak orang Belanda mengira bahwa rijsttafel adalah model penyajian makanan yang khas Indonesia. Decak kekaguman terdengar melihat rijsttafel di restoran Indonesia di Belanda: babi kecap, semur daging, bebek betutu, gado-gado, krupuk, lumpia mini, nasi goreng, nasi putih, nasi kuning, perkedel, pisang goreng, sambal ulek, sate ayam, serundeng, tahu telur, tahu balado, sayur lodeh, rendang dan opor ayam! Bukan main. Siapa yang mau masak sebanyak itu setiap hari?

frieda.amran@yahoo.com (anggota Asosiasi Antropologi Indonesia)


This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks.

Diposting oleh Rakhma di 14.06  

0 komentar:

Posting Komentar