Raw Food Diet Bikin Tubuh Ramping dan Segar - Detikcom” plus 2 info menarik lainnya
Selasa, 28 Februari 2012
Raw Food Diet Bikin Tubuh Ramping dan Segar - Detikcom” plus 2 info menarik lainnya |
- Raw Food Diet Bikin Tubuh Ramping dan Segar - Detikcom
- Aneka Jenis Mie Penggugah Selera - Sidomi News
- Sulitnya Kuliner Indonesia Distandardisasi - KOMPAS.com
Raw Food Diet Bikin Tubuh Ramping dan Segar - Detikcom Posted: 27 Feb 2012 09:10 PM PST Selasa, 28/02/2012 12:04 WIB Flora Febrianindya - detikFood Jakarta - Dedaunan dan makanan mentah memang sudah akrab bagi lidah orang Indonesia. Mulai dari lalapan hingga salad buah dan sayur mentah segar. Diet makanan mentah, atau raw food diet kinipun sedang jadi trend. Apa kelebihannya? Dalam raw food diet, semua bahan makanan diolah tanpa melalui proses pemasakan terlebih dahulu. Jika benar-benar harus dimasak, suhunya tak boleh lebih dari 45 C. Makanan yang dikonsumsi antara lain kacang-kacangan, buah kering, buah dan sayur segar, jus, makanan organik, rumput laut. Bagi yang memakan daging, masih bisa mengonsumsinya berupa daging dan ikan mentah. Keunggulan raw food diet pertama kali diungkapkan oleh seorang ahli fisika asal Swiss, Max Bircher-Benner di abad ke 18. Diet dengan makan makanan mentah dipercaya mampu memaksimalkan nutrisi dari bahan-bahan makanan. Proses memasak, apalagi dengan suhu tinggi bisa menghilangkan kandungan enzim dan nutrisi alami yang dikandungnya. Raw food diet dipercaya mampu menurunkan berat badan dan menjaganya tetap ideal, juga bisa membuat kulit lebih sehat. Dengan makan makanan yang tak dimasak, badan juga akan terasa lebih bugar dan mampu menurunkan kadar kolesterol. Bagi yang terbiasa makan makanan yang dimasak, diet makanan mentah terlihat membosankan. Namun kini, telah banyak resep-resep lezat yang tak memerlukan proses pemasakan. Mulai dari smoothies, salad, hingga pizza dan aneka cake yang bisa ditemui dalam sejumlah situs resep masakan. Untuk mengolah makanan mentah, diperlukan beberapa macam alat dapur seperti blender, termometer, juicer, food processor, juga spiral slicer. Untuk mengolah kacang-kacangan dan bahan makanan yang keras, dapat merendamnya terlebih dahulu hingga lunak. Namun tetap ada pro dan kontra bagi diet ini. Raw food diet diklaim sangat merepotkan karena membutuhkan waktu dan tenaga lebih untuk mengolah makanan. Tanpa proses pemasakan, dikhawatirkan pestisida dan kandungan berbahaya pada buah dan sayur tak bisa hilang. Selain itu, dibutuhkan kemauan yang keras agar bisa tetap bertahan dengan diet yang dijalani. Mau coba? (Odi/Odi) Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.Redaksi: detikfood[at]detik.com This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks. |
Aneka Jenis Mie Penggugah Selera - Sidomi News Posted: 28 Feb 2012 12:08 AM PST Siapa tidak kenal mie. Makanan sumber karbohidrat ini kerap menjadi pilihan pengganti makanan pokok. Apalagi buat anak kost, mie instan sering menjadi pelarian saat uang menipis. Tidak hanya itu, banyak kalangan yang menyukai mie dengan berbagai olahan menunya. Dikutip dari Media Indonesia, ada banyak mie yang sebenarnya bisa didapatkan di pasaran. Barangkali Anda tergugah untuk mencoba aneka mie tersebut.
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks. |
Sulitnya Kuliner Indonesia Distandardisasi - KOMPAS.com Posted: 27 Feb 2012 07:28 PM PST JAKARTA, KOMPAS.com – Membuat standardisasi kuliner Indonesia ternyata bukan perkara mudah. Vice President Association of Culinary Professionals Indonesia, Nugraha Ali mengatakan kesulitan ini terjadi karena berbagai kuliner berasal dari banyak daerah walaupun memproduksi makanan yang sama. Nasi goreng tiap daerah beda-beda. Di Jawa, Bali, Bandung, Sumatera, itu beda-beda. Ada yang lebih pedas, ada yang manis. -- Panchaud Francois Regis "Seperti soto, itu ada autentik daerah masing-masing. Kenapa susah, karena setiap soto itu dibuat sesuai resep dengan olahan bumbu yang tumbuh di daerah masing-masing," tuturnya pada saat jumpa pers Pameran Food, Hotel & Tourism Bali 2012, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (27/2/2012). Hal serupa juga diutarakan Panchaud Francois Regis dari Indonesian Culinary Professionals. Ia memberi contoh seperti nasi goreng. Jika ingin menyebut "Nasi Goreng Indonesia" itu seperti apa akan susah, karena setiap daerah memiliki nasi goreng dengan ciri khasnya masing-masing. "Nasi goreng tiap daerah beda-beda. Di Jawa, Bali, Bandung, Sumatera, itu beda-beda. Ada yang lebih pedas, ada yang manis," jelasnya. Walaupun begitu, menurut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, standarisasi tetap diperlukan karena kuliner tradisional harus disesuaikan dengan selera internasional. "Jadi harus ada proses adaptasi. Kalau mau merasakan yang autentik ya silahkan datang ke daerah tersebut secara langsung," ungkap Sapta. Tak hanya adaptasi resep ke selera internasional, Sapta menuturkan perlunya adaptasi peralatan masakan. Ia memberi contoh seperti pembuatan serabi dengan peralatan dari tanah liat. "Kita sudah biasa dengan tanah liat ini. Tapi kalau yang tidak biasa, nanti jangan-jangan dianggap tidak steril. Untuk standarisasi internasional itu, perlu adaptasi, serabi dimasak dengan peralatan dari bahan lain seperti stainless steel. Ini memang perlu riset dan pengembangan," jelasnya. Nugraha juga mengutarakan untuk memperkenalkan kuliner Indonesia ke kancah internasional, terlebih dahulu koki-koki Indonesia mencari pamor di dunia kuliner internasional. "Selama ini kuliner Indonesia sudah kita selipkan tapi belum banyak. Kiblat kita ke French cuisine (kuliner Perancis). Kita cari pamor dulu di kancah internasional baru kita bisa memperkenalkan kuliner Indonesia di dunia internasional," ungkapnya. Nugraha menambahkan kurikulum tata boga di SMK maupun akademi untuk masakan Indonesia sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun, lanjutnya, sempat ada pergeseran pendidikan kuliner yang lebih mengarah ke menu-menu western. "Tapi kita usahakan agar kembali lagi, perhatian pada Indonesian food," katanya. This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Donate to Wikileaks. |
You are subscribed to email updates from resep masakan - Google Warta To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |